Malam itu sehabis Isya aku dan kedua temanku seperti biasa nongkrong di warung milik tetanggaku. Kami nongkrong sambil bermain gitar mendendangkan lagu milik Noah Band. Belum selesai satu lagu tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Lalu temanku Andi bangun dari tempat duduknya dan memasuki warung untuk membeli rokok.
L A yang isi 16 Mbah , kata Andi pada pemillik warung.
Pemilik warung lalu mengambilkan rokok yang diminta dan menyerahkan pada Andi. Lalu Andi menyerahkan uang pada pemilik warung. Pemilik warung adalah seorang nenek-nenek, usianya 67 tahun. Namanya Mbah Gimah. Dia tinggal sendirian di rumahnya. Semua anaknya tinggal dengan suami masing-masing. Hanya warungnyalah sebagai penopang kehidupan sehari-hari.
Setelah membayar rokok maka Andi pun kembali berkumpul dengan kami. Tak beberapa lama kemudian Mbah Gimah datang dengan membawa tiga gelas kopi susu.
Malam minggu kok kalian tidak apel?, tanya mbah Gimah sambil meletakkan gelas kopi di bangku tempat kami duduk.